Pernah merasa kehilangan?
Kehilangan yang lebih sakit dibanding ditinggal merantau oleh saudara, bahkan lebih menyakitkan dibanding ditinggalkan pacar yang sudah bertahun menjalin cinta.
Kehilangan yang rasanya lebih sakit dari tersayat pisau atau luka yang tersiram air garam.
Kehilangan yang bahkan kau pun tak mampu untuk membayangkannya
Kehilangan itu bernama kematian.
Kematian yang membuat semuanya menjadi berubah
Berubah dimensi, waktu dan tempat.
Kehilangan yang membuatnya tak akan pernah bertemu lagi
Kematian adalah rahasia, pun seperti jodoh dan rizki. Semua adalah kuasa Allah, yang memberi kehidupan, Allah pula yang akan mencabutnya. Siapa yang bisa melawan? Tidak ada. Sudah kodrat sebagai manusia yang hidup pasti akan merasakan mati, pun bagi makhluk-makhluk yang lain, akan merasakan mati pula, bedanya manusia memiliki akal, sehingga kematian akan membuat kehilangan bagi yang ditinggalkan..
Kehilangan yang lebih sakit dibanding ditinggal merantau oleh saudara, bahkan lebih menyakitkan dibanding ditinggalkan pacar yang sudah bertahun menjalin cinta.
Kehilangan yang rasanya lebih sakit dari tersayat pisau atau luka yang tersiram air garam.
Kehilangan yang bahkan kau pun tak mampu untuk membayangkannya
Kehilangan itu bernama kematian.
Kematian yang membuat semuanya menjadi berubah
Berubah dimensi, waktu dan tempat.
Kehilangan yang membuatnya tak akan pernah bertemu lagi
Kematian adalah rahasia, pun seperti jodoh dan rizki. Semua adalah kuasa Allah, yang memberi kehidupan, Allah pula yang akan mencabutnya. Siapa yang bisa melawan? Tidak ada. Sudah kodrat sebagai manusia yang hidup pasti akan merasakan mati, pun bagi makhluk-makhluk yang lain, akan merasakan mati pula, bedanya manusia memiliki akal, sehingga kematian akan membuat kehilangan bagi yang ditinggalkan..
"Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati" (QS. 3 : 185)Kematian datang tanpa permisi, datang secara tiba-tiba tanpa pertanda, siapa yang bisa menghindar? tidak ada. Ketika kontrak di dunia sudah habis, izroil bersiap untuk mencabut nyawa, dimanapun kita berada, bahkan di tempat terpencil sekalipun, ia pasti akan menemukanmu.
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di benteng yang tinggi lagi koko" (QS. 4 : 78).
Kita tahu, pasti, orang yang hidup pasti akan mati, namun kita tidak siap
akan hal itu. Kita tidak siap melihat orang yang satu persatu kita
sayang pergi meninggalkan dunia ini, dan takkan kembali lagi. Sama
seperti kita yang tidak siap menghadapi kematian, karena bekal yang
belum cukup, juga pertangung jawaban kita selama di dunia.
Aku pernah merasakan kehilangan. Ya, merasa kehilangan orang yang amat ku sayang. Kehilangan sosok wanita, sahabat pertamaku, yang meregang nyawa karena penyakit, ya kehilangan Mama. yang membuat Papa menjadi duda, dan membuat aku serta kakak-kakakku menjadi yatim. Ketika mama terkena penyakit itu, aku yakin, amat sangat yakin, mama akan sembuh. Namun, takdir berkata lain, izroil mencabut nyawa mama, tanpa izin dahulu kepadaku. Rasanya hancur ketika mendengarnya, hancur sehancur hancurnya, perasaan ini. Aku hanya bisa menangis, kemudian diam, lalu menangis lagi, kosong, seperti separuh jiwaku hilang. Melihat kenyataan orang yang kita sayang pergi, untuk selama-lamanya, tidak akan kembali lagi, bahkan hanya untuk bertegur sapa atau bercanda ringan. Kemudian ingin marah rasanya, namun harus marah pada siapa? Dokter? dokter pun tak bisa berbuat apa-apa ketika hal ini terjadi, dokter hanya manusia biasa yang hanya menjadi perantara. Kemudian, ingin marah kepada Tuhan? Punya hak apa aku marah ke Tuhan, mama ini punya Tuhan, suka-suka dia mau ambil kapan saja, tapi aku sempat marah padaNya, aku marah aku benci melihat mama diam tak bernyawa, aku benci melihat mama pergi, aku sedih karena mama belum melihat kesuksesanku, dan aku sedih karena nantinya bukan mama yang akan mendandaniku pada pernikahanku. Namun aku sadar, aku tak punya hak apa-apa untuk marah. Aku harus ikhas karena ini yang paling baik, karena Dia lebih tau.
Hari itu berlalu, perlahan orang yang datang melayat, sanaksaudara satu persatu pergi meninggalkan rumah, rasanya sepi, sepi sekali rumahku, tak ada feelnya, dan lagi melihat kakak yang terus menangis. rasanya rindu dengan mama, yang membuat rumah menjadi berwarna, Namun ini rasanya kehilangan, kehilangan orang yang kusayang, yang telah diambil oleh yang punya. Aku ikhlas, Insya Allah, begitupun papa. Aku fikir, benar kata orang kebanyakan, "kita baru merasakan rasa sayang kita ketika orang tersebut telah pergi meninggalkan kita". Merelakan orang yang kita sayang itu sulit, lebih sulit lagi jika harus mengikhlaskannya. Namun ikhlas adalah jalan keluar paling utama.
Dia itu tahu mana yang paling baik buat ummatnya.
Mama, baik-baik ya disana. Mudah-mudahan anak-anakmu adalah anak yang soleh, supaya bisa doain mama terus disana, supaya kubur mama terang, dan supaya mama bisa masuk surga, dan kita berkumpul lagi di jannah-Nya. I miss you ma, banyak hal yang tamii belum berikan buat mama. Kalau tamii tahu pertemuan dengan mama hanya 12 tahun, tamii mau tamii dilahirkan lebih awal lagi :( tamii akan pergunakan itu dengan sebaik-baiknya Ma, tiap hari quality time bareng mama, ah sudahlah ma, tidak baik ya berandai-andai. Tamii mau bilang, tamii sayang sama mama, makasi ya Ma :))
Orang baik akan meninggalkan bekas yang baik, dan orang jahat akan meninggalkan bekas yang jahat. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meningalkan nama.
Semoga kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan meninggalkan bekas yang baik di sekeliling kita. aamin.
Ketika rindu denganmu, Ma ({})
Tidak ada komentar:
Posting Komentar