Hatimu adalah pintu yang tanpa jemu terus kuketuk, karena memang ke
sanalah aku selalu pulang. Sebenarnya akan lebih mudah seandainya aku punya
kunci pintu, tapi kau enggan memberikannya padaku.
Tidak ada duplikatnya, katamu.
Aku janji tidak akan menghilangkan kuncinya, pintaku.
Pintu tidak pernah dikunci, kamu bisa langsung masuk - tapi ketuk dulu,
jawabmu.
Alkisah suatu hari aku kembali ke rumah. Pintu terkunci. Ada orang lain di
dalam, beramah tamah. Ketukanku tak terdengar lagi.
Tidak ada duplikatnya, katamu.
Aku janji tidak akan menghilangkan kuncinya, pintaku.
Pintu tidak pernah dikunci, kamu bisa langsung masuk - tapi ketuk dulu, jawabmu.
Alkisah suatu hari aku kembali ke rumah. Pintu terkunci. Ada orang lain di dalam, beramah tamah. Ketukanku tak terdengar lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar