A luckiest daughter. A good little sister. A happy friend~

Selasa, 04 Agustus 2015

Selamat Ulang Tahun Bapak :*



Umurku 18 Tahun dan malam ini entah ke berapa kalinya, aku menangis. Aku menangis dihadapan seorang pria yang ku kenal dari pertama aku datang ke dunia ini. Aku menangis dihadapan seorang pria yang ku panggil "Bapak". Seorang pria yang menjadi motivatorku untuk mempersembahkan yang terbaik yang bisa aku lakukan. Seorang pria yang sangat ku hormati dan ku cintai.

Pernahkah kalian perhatikan Bapak kalian ketika sedang tertidur pulas? Apa yang kalian pikirkan pada saat melihatnya?
Aku. Aku sering memandangi wajah Bapakku ketika beliau tertidur. Terlihat teduh tapi menyakitkan hati. Mengapa? Wajah yang tertidur itu terlihat sangat kelelahan sekali. Setiap hari memikul beban, bekerja untuk anak-anaknya. Aku sering menangis jika mengingat semua perjuangan bapak demi anak-anaknya.

Tepat hari ini usiamu sudah separuh abad.
HAPPY MILAD MY BELOVED FATHER (ɔ ˘˘)~ 
“Allah jaga Bapakku. Lindungilah dia dan panjangkanlah umurnya hingga aku dapat selalu membahagiakannya. AAMIIN”. Tiada kata yang bisa menggantikan segala sayang, usaha, semangat, dan juga uang yang telah dicurahkan.

BAPAK ….
Tetaplah menjadi raja dikehidupanku.
Tetaplah menjadi seorang bapak yang mampu merangkap diri sekaligus menjadi mama.
Tetaplah menjadi satu-satunya lelaki yang cintanya begitu besar tanpa ada bandingan
      Tetaplah menjadi Lelaki yang tak pernah memintaku menjadi apa yang ia inginkan.
Tetaplah menjadi purnama dimataku, juga sabit di bibirku.
      Tetaplah menjadi seseorang yang aku kenal selama 18 tahun, 3 bulan dan 17 hari ini.

Entah bagaimana caranya membalas ketulusan untuk setiap tetes keringat, setiap detik perhatian dan barisan kalimat bijaksana yang selalu kami dapatkan.
Entah bagaimana caraku berterimakasih atas segala yang telah kau berikan,
Karena setahuku, apapun itu, pasti tak akan pernah bisa senilai dengan segalamu atas anakmu.
Karena setahuku, surga pun seharusnya di balas dengan surga pula.
Aku ingin sedikit kau tahu, sengaja jemariku mengetikkan ini—meski nantinya aku tak tahu akan kau baca atau tidak—untuk berterima kasih atas surga yang telah kau wujudkan dalam nyata.
Mungkin memang, tulisan ini hanyalah sepotong kecil dari rasa syukurku atasmu. Sebab sempurnamu tak akan pernah cukup dituliskan hanya dengan sesederhana ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar