A luckiest daughter. A good little sister. A happy friend~

Rabu, 11 Februari 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BULK DENSITY, PARTICLE DENSITY DAN POROSITAS TANAH



Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah                       

PENETAPAN BULK DENSITY, PARTICLE DENSITY  DAN POROSITAS









                                 NAMA              : SRI NURUL UTAMI
                                 NIM                   : G111 14 333
                                 KELAS             : AGROTEKNOLOGI C
                                 KELOMPOK   : KELOMPOK 16
                                 ASISTEN          : DIDIYANTI BAAN B


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

 

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Darmawijaya, 1990).
     Tanah yang terbentuk di permukaan bumi baik secara langsung maupun tidak langsung berkembang dari mineral batu-batuan. Semua itu terjadi dengan melalui proses pelapukan baik fisik maupun kimia dengan bantuan atmosfer.
     Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah bulk density (BD), particle density (PD), dan Porositas yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Makin padat suatu tanah maka makin tinggi BD, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. PD penting dalam penentuan laju sedimentasi dan pergerakan partikel oleh air dan angin. Porositas tanah juga penting karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah serta kualitas struktur dalam tanah.
     Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan praktikum BD, PD dan porositas untuk mengetahui nilai masing-masing.

1.2 Tujuan dan kegunaan

Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai dari BD, PD dan porositas dari sampel tanah yang telah diambil di lapangan. Kiranya penelitian ini berguna bagi praktikan dan dapat digunakan oleh mahasiswa lain sebagai referensi studi.


II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bulk density

Bulk density atau berat jenis suatu tanah adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering ovenkan per satuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat (Hanafiah, 2010).
     Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan-perhitangan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah (Foth, 1988).
     Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah (Buckman et al., 1982).

2.2 Particle density

Particle density atau kerapatan partikel adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 g cm-3 (Hanafiah, 2010). Untuk menentukan kepadatan partikel tanah, pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang kuat. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Hal ini didefinisikan sebagai massa tiap unit volume partikel tanah dan sering kali dinyatakan dalam g cm-3(Foth, 1988).
     Faktor-faktor yang mempengaruhi partikel density adalah jumlah bahan organik dan mineral tanah. Bahan organik sangat ringan dibandingkan dengan padatan mineral. Adanya bahan organik dalam tanah mempengaruhi kerapatan jenis tanah. Semakin tinggi bahan organik semakin rendah PDnya. Untuk banyak tanah mineral, kerapatan partikel akan mempunyai rata-rata sekitar                      2,6 g cm-3. Kerapatan ini sangat tidak beranekaragam dalam kandungan bahan organik atau komposisi mineral (Foth,1988).

2.3 Porositas

Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro pori) danpori-porihalus (mikro pori). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi kapiler atau udara (Hardjowigeno, 2003).
     Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2003).
     Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisiensi dalam lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil dalam tanah adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah (Buckmanet al., 1982).
     Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, sifat mengembang dan mengerut  sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan et al., 1997).

III METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu

Praktikum BD, PD dan porositas dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari rabu, 27 November 2014 pukul 10.00 WITA sampai selesai.

3.2 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah oven, ring sampel, penggaris, timbangan analitik atau neraca ohauss, labu ukur, hot plate dan botol semprot.Sedangkan bahan yang digunakan adalah air, sampel tanah utuh dan sampel tanah terganggu dari daerah tempat pengamatan profil tanah yang dilakukan sebelumnya.

3.3 Prosedur kerja

3.3.1 Prosedur kerja BD

Prosedur kerja dari pengamatan BD yaitu sebagai berikut :
1.    Memasukkan ring sampel yang berisi sampel tanah utuh ke dalam oven.
2.    Keringkan selama 2×24 jam
3.    Keluarkan  dari oven setelah 2×24 jam kemudian dinginkan
4.    Setelah dingin, keluarkan tanahnya dari ring sampel kemudian timbang
5.    Hitung nilai BD dari sampel tanah utuh yang telahditimbang.

3.3.2 Prosedur kerja PD

Prosedur kerja dari pengamatan PD yaitu sebagai berikut :
1.    Menimbang labu ukur kosong ( X gram)
2.    Mengisi tanah kering udara sekitar 50 gram ke dalam labu ukur.
3.    Menimbang labu ukur yang berisi tanah
4.    Menambahkan air kurang lebih setengah labu sambil membilas tanah yang menempel di leher labu.
5.    Memanaskan labu ukur berisi tanah dan air menggunakan hot plate beberapa menit sampai mendidih
6.    Mendinginkan labu beserta isinya lalu menambahkan air dingin sampai batas ukur (Z gram).
7.    Menghitung nilai PD dari sampel tanah terganggu yang telah ditimbang.

3.3.3 Prosedur kerja porositas

Menghitung hasil analisa BD dan PD sampel tanah dan menghitung porositas tanah.



IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, maka diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil penelitian bulk density, particle density, dan porositas tanah.
Parameter Pengamatan
Hasil
BD
3,37 gcm3
PD
2,11 g cm3
Porositas
-60%

4.2 Pembahasan

Bulk density. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil   perhitungan BD senilai 3,37 gcm3. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa nilai BD tanah mineral berkisar 1 sampai 0,7 g cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki BD antara 0,1 sampai 0,9 g cm3. Ini dikarenakan telah terjadinya kesalahan selama praktikum yaitu kesalahan pada saat pengeringan tanah menggunakan oven.
     Particle density. Hasil praktikum menunjukkan bahwa nilai PD senilai 2,11 g cm3 yang tidak jauh berbeda dengan pernyataan Foth (1988) yang mengemukakan bahwa kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata-rata sekitar 2,6 g cm3. Hal ini tidak berbeda banyak pada tanah yang berbeda, jika tidak, akan terdapat suatu variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik atau komposisi mineral.
     Porositas tanah. Hasil praktikum menunjukkan nilai porositas tanah yaitu dimana dalam praktikum ini terdapat kekeliruan karena menghasilkan nilai yang negative, ini di sebabkan oleh kesalahan awal pada penentuan BD dimana letak kesalahannya yaitu pada saat pengovenan sampel tanah yang tidak maksimal yang nilai BD terlalu tinggi sehingga hasil yang di dapat pada porositas menghasilkan nilai negative.

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil dari sampel tanah yang digunakan dengan hasil BD 3,37 g cm3, PD 2,11 g cm3 dan porositas senilai (-60%).

5.2 Saran

Dalam pengelohan lahan perlu diketahui nilai BD, PD dan porositas dari tanah tersebut, misalnya pada tanah mineral merupakantanah yang sangat bagus untuk media tanamapabila diolah dengan baik sehingga untuk memilih tanah pertanian yang baik maka harus dipilih tanah dengan nilai BD yang rendah. BD yang rendah mengindikasikan bahwa tanah tersebut mudah diolah dan mudah ditembus oleh perakaran tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H. O. dan N. C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhatara Karya       Angkasa,
Darmawijaya, 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Foth, D Henry, 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Yogyakarta: Gadjamadah University.
Hanafiah, 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Rajagra Findo Persada.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: CV. Akademika Pressindo.
 Pairunan, A.K, Mustafa muslimin, Wahyuni. 1997. Dasar‑Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan kerja sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar