A luckiest daughter. A good little sister. A happy friend~

Kamis, 05 Februari 2015

Mari berjalan jalan, Tuan.



Tuan, kita akan bertemu sebelum hujan terakhir menyentuh bumi, setelahnya pelangi terbalik akan terukir di bibir, menyingkirkan semua getir. 
Lalu, ijinkan aku, menemanimu berjalan jalan.

Tuan, boleh kuantar kau ke kepalaku? Kuperlihatkan jejak jejak rindu yang memenuhi nebulaku

Tuan, boleh kuantar kau ke arus nadiku? Kuperlihatkan rasa yang berlayar menembus jantung dan karam di hatiku.

Tuan, boleh kuantar ke mataku? Kuperlihatkan tikaman tajam yang kau tinggalkan saat sorotmu menatapku.

Tuan, boleh kuantar kau ke jemariku? Dimana setiap sidiknya ingin menyelimuti pori kulitmu

Tuan, boleh kuantar kau ke mimpiku? Dimana saat mataku terpejam, aku menculik sedikit kamu dan kutawan pada bunga tidurku.

Tuan, boleh kuantar kau ke peparuku? Kau bisa lihat, bagaimana aku pernah sesak dalam nafas cemburu.

Tuan, boleh kuantar kau ke langit langit kepalaku? Kau bisa lihat, bintang bintang yang ada disana, semua tercipta dari senyummu

Tuan, jika itu memang kamu. Jelajahi waktu, semaumu.

Tuan, jika memang kita bertemu dan melihat linangan di pipiku. Itu bukan tangis, itu hanya embun yang singgah sebentar dan turun di  mataku. Bukti kesejukan jiwa atas melihat sosokmu.

Tuan, kini aku lelah mengantarmu. Bisa kau giring aku ke hatimu? 

Tuan, sudahkah kau mengenali seluruh bagian tubuhmu?

Tahukah kamu?

Di kerling matamu aku pernah bersembunyi menyimpan senyum yang berserakan seperti remah roti.

Di jantungmu aku pernah menari-menari, detakmu yang menjadi iramanya, bertelanjang kaki.

Di kepalamu, aku pernah bermain ayunan, menelusuri prosotan meluncur dan turun di hati. Sesampainya disana, ada trampolin. Aku melompat-lompat dengan riang dan begitu lelah aku segera ke lenganmu. Disitu hangat, aku suka.

Aku juga sering bermain di telingamu. Aku mengalirkan suara dan membiarkannya menggema di sana. Entah iseng mengeja namamu, cerewet mengingatkanmu, berbisik manja, atau menyanyikan melodi rindu.

Aku juga sering mengunjungi mata kakimu, disitu aku akan membawa kamera, kupotret langkah-langkah yang kau pijak, kemanapun di seluruh dunia.

Aku juga suka duduk duduk di sela jemarimu. Di situ daerah hangat kedua setelah lengan. Maaf, aku suka tak sengaja tertidur disana.

Jadi Tuan, sadarkah kamu?
Ada aku menjejaki semuamu. 
Ada aku yang ingin menjadi udaramu

Created: RahnePutri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar